Cerita Dewasa Hot - Namaku “Luis “. Dalam cerita keduaku setelah kisah kak Linda, aku hendak berbagi lagi pengalamanku. sekiranya belum membaca, aku berkeinginan memperkenalkan jati diriku. Aku menetap dikota S Jawa Tengah, tinggiku 169 cm dan berat badanku 52 kg. Aq ketika ini kuliah di salah 1 universitas ternama diJateng. Kini aku inginkan langsung kisah pengalamanku ketika aku masih duduk ruang belajar 1 SMP namun aku masih ingat betul ceritanya.
Saat Aq lulus di SD aku mendapat nilai yang paling memuaskan. Seperti janji ayah ku bila nilaiku baik aku bakal dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik. Dis ana aku dititipkan dirumah pamanku, om Hari. Dia orang yang paling kaya raya. Rumah nya paling megah namun terletak disebuah desa pinggir kota.
Rumahnya ada dua lantai dan di lengkapi pun kolam renang yang cukup besar selama ukuranya 25 meter kali 20 meter. Om Hari orang nya paling sibuk, dia memiliki istri yang paling cantik namanya Tante Lisa, wajah nya serupa dengan Amara. Dia memiliki anak yang masih kecil. Tante Lisa rajin mengasuh tubuh nya, walapun dia sudah memiliki satu anak tubuhnya tetap padat mengandung di tunjang dengan payudara yang paling montok kira kira 34B menjadikan semua w lelaki terbelalak melihatnya. Hal tersebut yang membuatku tertarik bakal keindahan serta anugrah dari seorang wanita.
Sesampainya dirumah Om Hari. Aq menginjak pintu lokasi tinggal yang besar. Disana aku di sambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari menjabat tanganku sementara Tante menciumku. Aku agak sungkan dengan perlakuan laksana itu. Pembantu disana diajak membawa kan tasku dan mengirimkan sampai di kamarku.
Setelah tersebut Aq berkeliling lokasi tinggal melihat empang renang serta sempat menyaksikan kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat lokasi cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputar kan menyusun 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat tersebut masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.
Sore hari, aku duduk ditepi kolam. Om Hari datang mendekat ku dia bilang inginkan pergi terbit kota. Dia pun mohon maaf tidak dapat menemaniku. Kami pun mengirimkan sampai pagar rumah. Setelah tersebut Aq pulang duduk merasakan suasana empang renang. Tiba mendarat dari belakang hadir sosok yang paling menawan. Tante dengan baluatan piyama mendekat ku.
“Ren anda suka nggak ama lokasi tinggal ini”
“Suka banget Tante, kayak nya aku betah banget dengan lokasi tinggal ini tiap sore dapat renang”
“Kamu suka renang, yuk anda renang bareng, pas masa-masa ini udara paling panas
Wahhh kebetulan Aq dapat renang ama Tante bahenol. Waktu bertemu kesatu kali aku cuma dapat membayangkan format tubuhnya masa-masa renang dengan balutan swimsuit.Tapi saat dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan Aq tersedak saat dia melulu memakai Bikini yang paling sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String.
“Huhuuk k k… Aduh Tante aku kira Tante inginkan telanjang”
“Enak aja bila kamu, Om bilang anda suka bercanda”
“Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini laksana ini”
“Ihh ini telah biasa Tante pake bikini kadang terdapat orang dusun ngintip Tante”
“Benar Tante… Tapi sayang Aq tak sempat bawa celana renang”
“Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli bikin kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan diri. Dengan malu malu Aq membuka bajuku namun belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia memdekatiku.
“Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan anda keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak wanita kamu.”
Waktu dia mendekatiku tampak jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak terdapat bikini pake busa. Aq melirik unsur payudaranya. Dia melulu tersenyum.
Setelah tersebut dia pulang menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang Aq takutkan kepala adikku keliha tan bila lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung Aq berenang bareng Tante.
Setelah puas renang aku naik dan segera kekamar mandi yang besar. Aku masuk disana saat Aq hendak menutupnya, tidak terdapat kuncinya jadi bila ada orang masuk bermukim buka aja. Aku segera bergegas lokasi dengan penutup kain. Aku tanggal kan seluruh yang terbelakang ditubuh ku dan Aq membilas dengan air dingin. Ketika berkeinginan menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget Aq berusaha supaya tidak ketahuan. Ketika dia membuka tidak banyak tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.
“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu bila kamu terdapat didalam. Habis nggak terdapat suara sih”
Langsung segera wajahku memerah. Aq baru sadar bila Tante sudah mencopot bikini unsur atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu masa-masa tubuhku menghadap kebelakang namun kepalaku lagi menoleh kepadanya.
“Maaf… Juga Tante… Ini salahku” jawabku yang seolah terbius apa yang Aq lakukan. Yang lebih unik telapak tangan Tante tidak lumayan menutupi seluruh bagiannya. Disana ada puting kecil berwarna cokelat serta paling kontras dengan besarnya payudara Tante.
“Tante tutup dong tirainya, akukan malu”
Segera diblokir tirai itu. Dg keras shower Aq hidup kan seolah olah aku sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk lokasi shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang mencuci muka, terlihat payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku tidak banyak membuka tirai agar aku bisa melihatnya.
Aku bermain dengan adikku yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair kepunyaan Tante. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoles kan cairan disekujur tubuhnya. Aku menyaksikan tubuh Tante mengkilap sesudah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang supaya diremas kecil. Ketika selama 2 menit kayaknya dia mendesis membuka tidak banyak mulutnya sambildia memejamkan mata. Sambil merasakan pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya… Crot crot…
Air maniku tumpah seluruh ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kaget kan nggak terdapat handuk, tak sempat aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah sejumlah saat aku tidak menyaksikan Tante di depan cermin, namun dia telah berada di depan shower yang satunya. Aku terheran-heran waktu dia melorot kan CDnya dengan perlahan lahan dan membuang CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah sejumlah kemudian dia keluar. Aku sengaja tidak terbit menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku.
“Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain di dalam”
Kemudian aku menerbitkan kepala ku saja di balik tirai. Aku kaget dia terdapat dihadapanku tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali. TERBARU
“Luis malu ya, nggak usah malu akukan masih Tantemu. Nggak papalah? ” ( tante sange )”
“Anu Tante aku tak sempat bawa handuk jadi aku malu bila harus keluar”
“Aku pun lupa bawa handuk, udahlah anda keluar dulu aja. Aku inginkan ambilkan handukmu.”
Tante telah pergi. Akupun terbit dari shower. Setelah sejumlah menit aku mulai kedinginan yang tadi adikku mengeras mendarat tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka penolong Tante yang usianya laksana kakakku datang bawa handuk, akupun kaget segera aku menutupi adikku.
Dia melihatku hanya senyum manis. Aku ter tunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku memblokir auratku Tanteku masuk masih tetap telanjang melulu aja dia telah pake cd model g-string.
Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek sebenarnya aku paling malu saat adikku berdiri lagi.
“Sudah nggak malu ya…, anu Ren aku mau mohon tolong”
“Tolong apa Tante koq serius banget… Tapi maaf ya Tante adik Luis berdiri”
Dia justeru tertawa.”Idih tersebut sih biasa bila lagi liat perempuan telanjang” jawab Tante.
“Begini aku mohon Luis meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”
Bagai disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak ketika itu. Pucuk dicinta ulam tiba.
“Mau nggak…?
“Mau Tante.”
Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan di segala tubuh nya. Tiba mendarat handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku
“Sudah biarin aja, yang ada hanya aku dan anda apa sih yang anda malukan.”
Dengan santainya dia membubuhkan handukku kelantai.
“Tubuh Tante bagus banget. Walaupun telah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng”
Aku berkata waktu aku tahu payudaranya tergencet masa-masa dia tengkurap. Dan dia melulu tersenyum. Aku kini meluluri unsur pahanya dan pantatnya. terbaru
“Ren berhenti sebentar”
“Akupun berhenti kemudian dia menanggalkan cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap unsur bawahnya. Setelah sejumlah waktu dia mengembalikan badan ke arahku. Lagi lagi aku tersedak menyaksikan pemandangan itu.
“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah nyaris keluar nih.”
Lalu dia mengajak aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku agar agak meremas remasnya. Aku juga ketagian acara tersebut disana aku menyaksikan puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah laksana ulat kepanasan.
“Ren terus remas… Uhuhh remes yang kuat”
“Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante. Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia melulu tersenyum saat tanganku berpindah di wilayah vagina.
Ketika aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar saat tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur wilayah itu telah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengelus usap wilayah itu, kadang aku tekan unsur keduanya.
“Ren pijatanmu enak banget… Terus…”
Setelah aku terus gosok dengan lembut mendarat tiba Tante menegang. Serrr serrr, aku menggali sumber bunyi yang pelan namun jelas. Aku tahu kalau tersebut berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.
“Makasih ya atas acara lulurannya. Untung terdapat kamu. Ternyata kamu berpengalaman juga ya”
“Tentu Tante, bila ada apa apa dapat andalkan Luis”
Lalu dia pergi dari kamar mandi itu. Aku menggunakan handuk guna menutupi unsur tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berlangsung jalan dirumah tanpa sehelai benang pun. Aku juga segera masuk ke kamar istirahat yang dipersiapkan, tenyata ada penolong yang tadi mengambilkan handuk sedang mengatur pakaianku ke dalam almari.
“Den, Luis, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.
Dia memberitahukan bila Tante tersebut suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke seluruh orang baik wanita maupun laki laki namun tidak berani bila ada suaminya. Pembantu tersebut juga mengumumkan kejadian yang mengherankan dia tidak jarang renang telanjang dan yang paling mengherankan kadang kadang saat dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan lokasi tinggal tepatnya halaaman depan.
“Sudah ganti sana cd terdapat didalam almari tersebut tapi kayaknya anunya den Luis masih amatir” dia menggodaku.
Sesudah melalui dalam sejumlah hari akupun nyaris sering mandi serupa Tante malahan hampir oleh hari. Makin di anggap tubuhnya semakin oke aja.
Namun aku putus asa sewaktu aku melalui griya tersebut. Aku disana kaga genap 1 1 tahun.
Sewaktu ketika, aku berdiri sendiri di epan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya takjub sambil memandangi orang yg sedang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba terdapat cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaan dia.
Aku lihat tidak banyak tua tidak banyak lebih tua dariku. Yah.. kutaksir estimasi umurnya 30-an deh. Tapi dia cantik menawan sexy, sesuai jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural alami dan rambut digerai estetis sedada berwarna merah coklat.., pokoknya cakep banget deh! Bodinya seksi banget. Memakai baju tank top warna putih tipis, yang kayaknya kekecilan bikin dadanya sampai-sampai terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku paling terpesona melihatnya, namun aku fobia tante marah.
Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku seraya bertanya,“Maaf mas, bila ‘pasar ikan dimana ya mas’ ?”
Aku berjuang untuk bisa menutupi kekagetanku dan berjuang menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini suka becanda ya.. disini mana kak yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gitu ya Mas ya..” katanya seraya mikir.
Itulah permulaan dari percakapan kami rupanya dia tadi melulu memancingku aja, hingga akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. dia mempunyai nama Juliet, umur 31 tahun, lokasi tinggal di Jl. xxxxxx, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suami nya lagi tugas skitar 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian aja. Belum punya anak, sebab suaminya mengidap impotensi, Setelah ngobrol sekitar kurangnya 1 jam sambil santap di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengemudikan mobil mewah nya BMW Sport 1 pintu.
Seusai hingga di rumahnya yang paling besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan lokasi tinggal nya saja.
Setelah klakson dia bunyikan, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Juliet telah bilang, “Kalau nanti didalam ada penolong saya, anda jawab saja saudara dari suamiku, ya….?”
Sambil berakting layaknya bintang sexy sinetron, Mbak Juliet mengenalkan aku sebagai saudaranya pada pembantunya itu. Dan kemudian menyuruhnya guna masak-masak guna di buay santap makan malam nantinya.
“Ayo masuk saja Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar didalem.. ya.. Aku inginkan ganti baju terlebih dulu..” katanya sesudah pembantunya dianya kedapur. “Eee.. mbak.. kamar kecil nya dimana ya..mbak?”tanyaku untuk nya.
“Ayo deh sayangku, mbak tunjukin..”katanya seraya menggandeng tangan kiriku.
Sampai kesudahannya tiba dikamar mandi rumahnya.
“Tuh kamar mandinya disana..” kata nya seraya menunjuk kepintu diujung kamar nya.
Aku langsung ke sana, dan saat mau memblokir pintu, Mbak Juliet dengan sengaja menyangga pintu dari luar kamar mandi nya sambil berbicara dengan genit nya, “Jangan lama-lama ya sayanku!” Terus diblokir aja deh pintunya sama dia.
Pas lagi pipis didalam, mataku spontan langsung tertuju pada suatu benda panjang yang sedang di balik botol-botol sabun itu. Ketika kuambil.., ternyata dildo yang berwarna hitam..! Lalu.. Karena pintunya tak terkunci, secara diam-diam Mbak Juliet tiba-tiba masuk kekamar mandi. Karena saat tersebut aku sedang kaget, spontan ku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet langsung saja meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan yg kutemukan tadi, sementara tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, bila lagi kesepian.. ditinggal suamiku sekitar ini” bisiknya tepat di telingaku.Aku terdiam laksana patung, keringat mengucur dengan derasnya..“Tapi jauh lebih enakan andai ada ygasli Son..” desahnya.
Aku benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa disaat dia mulai menjilati leher selama telingaku. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilatiku dia berjuang membuka celanaku dari belakang secara perlahan.
“Hhh.., tidak boleh Mbak..!” aku berjuang mengingatinya.
Tapi.. mengapa Son..? uch….. slurp.. slurp.., nggak suka ya. son.?” desahanya seraya tetap menciumi dan menjilat leherku.Hhh.., Sony masih perjaka saya mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak iya sih.. mari dong sayang.. ntar Mbak ajarin deh..klo gtu, nikmat kok Son.. inginkan ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. ”teriakku.
“Ayo ikut kekamar Mbak aja yach biar lebih enak..” katanya sambil unik lenganku.
Dia menuntunku dari kamar mandi hingga dipinggir ranjang kamar tidurnya, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tersebut tangan dia kembali berjuang membuka celanaku. Aku yang telah pasrah dan bengong, memeluk tubuhnya begitu sexy dan berpayudara montok.
Setelah celanaku melorot, ciumannya berpindah ke leher, ke dada, perut, dan kesudahannya ke kontolku jg. Dia mengurut kontolku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. tidak boleh rebah..!” dia bilang ke aku seraya tersenyum manis. Aku mengangguk saja.“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. uch…!”tak di duga dia langsung menghisap kontolku bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. uchhh,,,,slurp.. slurp..aaahhh! Aachh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulut nya, dan kedua tangan nya mengelus-elus pantat dan biji kontolku.
“Aahh.. tidak boleh kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku disaat dia memainkan kontolku dengan bernafsu.
Dia melulu tersenyum, kemudian meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus dan kesudahannya diapun laksana kelelahan.
“Hmm.., kontol anda enak banget Son..” katanya seraya menjilat bibir nya yang diairi lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar bila dia telah sangat memicu saat itu.
“Udah lama saya tak ngisap kontol seenak ini, Sayyang..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya seraya terus memainkan kepala kontol ku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.
Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk sepertilayannya lidah ular berbisa. Kali ini jilatannya naik ke atas, seraya tangannya membuka T-shirt-ku. Aku pun tidak inginkan kalah, ikutan membukakan baju dia. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. dan Ternyata dia memang tak menggunakan BH. Jadi kini cuman menggunakan CD-nya aja.
“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku tak mau menantikan lama-lama lagi, langsung kulumat payudara montok nya yang bulat mengandung itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas perlahan dan memainkan putingnya. Juliet merintih dan menjatuhkan diri keranjang.“Aahhccc.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. aaaccchh.., hiissaapp.. putingku sayang oohh.. oohh..!” desahnya.Aku yang dengan motivasi 75 menghisap cocok perintah dia. Sesaat kugigit lembut putingnya. “Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. ssttcc.. yang.. kuatttt.. sayankk..aahh..!” jeritannya seraya menggelinjang kuat.
Rupanya arus kesenangan mulai menerpa Juliet. Tangan kanan mulai bergerak ke memek nya yang masih pun tertutup CD. Wah, telah basah rupanya..! Apalagi ketika jari tengahku menyelinap diantara gua kecil nikmat, kerasa sekali beceknya di dalam memek tante.
Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Juliet sadar terdapat benda asing yang menggesek memek dia. Apalagi ketika jariku unsur klitoris memek nya, kian kencang goyangannya. Seakan berusaha supaya jariku tetap di lokasi klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti pun saat tangannya memegang tanganku yang terdapat di kemaluannya,”Ya.. Say.. terusshh.. sayanku.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.”
Cerita Dewasa Terbaru 2019
Sunday, 10 November 2019
Cerita Dewasa Tubuh Hot Ibu Susan Buat Sangek
Cerita Dewasa - Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkonde.
Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.
Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Susan (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.
Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Susan keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Susan untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.
Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Susan mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Susan agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.
Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Susan bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Susan katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.
Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Susan dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Susan merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Susan merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.
Ibu Susan kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Susan mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Susan bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.
Kemudian Ibu Susan sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.
Ibu Susan menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Susan mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.
Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Susan kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Susan minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Susan saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.
Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Susan minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Susan benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.
Cerita Sex Hotnya Tubuh Semok Ibu Susan
Gairah69 – Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkonde.
Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.
Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Susan (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.
Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Susan keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Susan untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.
Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Susan mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Susan agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.
Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Susan bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Susan katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.
Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Susan dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Susan merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Susan merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.
Ibu Susan kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Susan mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Susan bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.
Kemudian Ibu Susan sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.
Ibu Susan menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Susan mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.
Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Susan kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Susan minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Susan saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.
Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Susan minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Susan benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.
Tangan kanan saya tetap memijit pundak, sambil sekali-kali menjilat leher, sementara tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, dan membuat Ibu Susan makin meronta karena geli, kemudian dia bisikan ke saya bahwa baru sekali ini dia merasakan nikmatnya permainan awal (foreplay) yang luar biasa. Kadang-kadang Ibu Susan menggigit kecil bibirku dan kedang mengulumnya dengan napsu, sambil tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang juga sudah mulai tegang.
Karena sudah nggak tahan dia minta saya pindah duduk berhadapan dengannya dan sambil mencium bibir dan mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang ternyata mulai mengeluarkan lendir. Setelah itu Ibu Susan pindah ke pinggiran tempat tidur dan membuka pahanya lebar lebar, saya sambil jongkok dan mulai menjilat vegynya dimulai dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, dan membuat Ibu Susan duduk tapi terus menggerakkan pantatnya karena geli dan napsu.
Sambil menjilat klitoris tangan saya memainkan puting susunya yang keras sambil sekali-kali meremasnya. Gerakan tubuh Ibu Susan sudah mulai tak beraturan karena disamping menahan geli juga napsu sex yang mulai meningkat.
Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.
Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Susan (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.
Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Susan keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Susan untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.
Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Susan mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Susan agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.
Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Susan bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Susan katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.
Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Susan dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Susan merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Susan merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.
Ibu Susan kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Susan mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Susan bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.
Kemudian Ibu Susan sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.
Ibu Susan menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Susan mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.
Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Susan kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Susan minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Susan saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.
Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Susan minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Susan benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.
Cerita Sex Hotnya Tubuh Semok Ibu Susan
Gairah69 – Aku memang termasuk pria yang aneh. Napsuku hanya pada wanita-wanita STW yang suka mengenakan kebaya dan berkonde. Kadang-kadang waktuku habis ke pesta-pesta pernikahan hanya untuk melihat wanita-wanita yang mengenakan pakaian tersebut. Kalaupun tidak ada pesta penikahan aku pergi ke tempat-tempat hiburan tradisional (ronggeng) dimana para penari dan penyayinya mengenakan kebaya dan berkonde.
Pernah pada suatu hari aku pergi ke daerah Karawang untuk mencari hiburan ronggeng dan aku sangat menikamati sekali meskipun harus melihat dandanan yang menor. Kehidupan seperti ini membuatku kadang-kadang tersiksa, tapi itulah kenyataan hidup yang harus aku jalani dan aku nikmati. Seperti kata orang keinginan seperti yang aku alami itu merupakan hal wajar dan sulit untuk diperdebatkan apalagi menyangkut selera. Sebagai manusia normal dan sampai dengan usiaku memasuki kepala 4 aku tetap berusaha untuk mendapatkan seorang wanita yang siap menemaniku dan berpakaian serta berdandan sesuai keinginanku.
Aku pernah mencoba untuk memasang iklan melalui iklan baris melalui internet, setelah hampir setahun aku menerima pesan email pertama dari seorang wanita berusia 41 tahun yang menyatakan bahwa dia sangat terharu setelah membaca iklanku dan bersedia untuk menjadi teman saya sekalipun harus mengenakan pakaian dan berdandan sesuai keinginanku, dia juga meninggalkan nomor telepon dan kami berjanji untuk bertemu seminggu kemudian. Berhubung saya sudah beristri dan Ibu Susan (nama samaran) pun telah bersuami saya janji akan menjemputnya di salon di daerah kebayoran baru.
Hari itu adalah hari Sabtu jam 11 siang saya sudah ada di depan salon sesuai janji di telpon dan menunggu bidadariku keluar dari salon. Tepat jam 11.45 Ibu Susan keluar dari salon dan telah berdandan rapih kondenya gede dan licin (konde jawa) dan berkebaya, terlihat sangat anggun dan femimin. Saya mengajak Ibu Susan untuk pergi ke suatu motel daerah Jakarta Selatan agar lebih privacy ngobrolnya dan juga saya bisa sepuasnya memandang sang bidadari.
Sesampai di motel kami mengobrol panjang lebar mengenai kehidupan keluarga masing-masing dan juga kehidupan pribadi kami. Saya menceritakan ke Ibu Susan mengenai keinginan saya dan berterimakasih kepadanya atas kesediaannya untuk menemani saya. Sesudah ngobrol panjang lebar saya meminta Ibu Susan agar saya diperbolehkan untuk mencium keningnya.
Saat saya mencium kenig ternyata tangan saya ditarik untuk memegang susunya yang ternyata mulai mengeras, namun belum sempat membuka kebaya. Saya katakan kepada Ibu Susan bahwa saya sebenarnya hanya mengagumi wanita yang berdandan seperti ini, dan sebatas memandang dan mencium tanda sayang, namun Ibu Susan katakan bahwa justru dia lebih suka dengan pria yang jujur dan tidak grasa grusu dalam masalah sex serta memperlakukan dia dengan lembut.
Suatu hal lagi yang dia sukai juga dari saya adalah badanku yang tinggi 178, berat 74 proporsional dan berambut pendek dan berkulit sawomatang, sementara Ibu Susan dengan tinggi badan kira-kira 165 berat 53 bra 36 c pantatnya gede dan kulit putih. Ibu Susan merasa terlindungi disamping itu karena kami berdua sudah berkeluarga jadi risikonya cukup kecil karena ada suatu komitment antara kami bahwa urusan keluarga masing masing yang harus didahulukan apabila ada keinginan dari salah satu pihak untuk bertemu. Ibu Susan merasa terlindungi ketika dalam perjalanan dari salon menuju motel.
Ibu Susan kemudian bertanya apakah saya bisa memijitnya, saya katakan bisa, tapi nggak bisa keras. Kebetulan Ibu ada body lotion yang lembut tolong kamu pijitin Ibu. Kemudian Ibu Susan mengangkat kebayanya hingga lutut selonjor ditempat tidur sambil saya pijitin kakinya, makin lama makin ke atas pahanya, sambil sekali-kali mencium keningnya. Kata Ibu Susan bisa nggak Ibu buka aja kebaya dan kainnya agar lebih mudah memijitnya, saya katakan silahkan aja, kalau menurut Ibu itu lebih mudah.
Kemudian Ibu Susan sudah hanya mengenakan CD dan bra transparan namun rambutnya masih rapih dengan konde, saya sampai merasa seperti mimpi melihat keindahan tubuh wanita yang meskipun gemuk (padat berisi) namun karena masih mengenakan konde jadi masih terpancar aura kewanitaannya, dan membuat saya begitu horny.
Ibu Susan menawarkan saya kalau mau buka aja celana panjang dan bajumu biar nggak kusut, dan saya turuti permintaannya. Sayapun mulai memijat lagi dari paha kemudian perlahan lahan mulai ke pangkal paha, Ibu Susan mulai menggelinjang kegelian, namun saya masih bisa menguasai diri untuk berkonsentrasi pada mijit.
Namun mungkin karena terus dibuat geli Ibu Susan kemudian menarik tangan kiriku untuk mulai menyentuh susunya yang berukuran kira-kira 36 c, proporsional dengan tinggi dan beratnya. Setelah 30 menit mijit Ibu Susan minta untuk ke kamar mandi (pipis) sementara saya berusaha menetralisir pikiran saya dengan menonton acara film komedi di TV. Menghadapi wanita semacam Ibu Susan saya harus mampu mengendalikan diri dan membuat dia penasaran, karena seorang wanita apalagi STW memang membutuhkan foreplay yang panjang dan harus berkesan.
Setelah selesai dari kamar mandi Ibu Susan minta untuk diteruskan pijitnya yaitu belakangnya. Sambil memijit belakangnya saya mulai mencium leher dan kadang menjilat kupingnya yang ternyata membuat dia begitu geli dan napasnyapun mulai tidak keruan, dia meminta saya untuk membuka kaitan BH nya dan sekarang hanya mengenakan celana dalam. Bau wangi tubuh dan bau kewanitaan begitu membangkitkan gairahku namun aku masih tetap mengontrol diriku agar dalam permainan sex nanti Ibu Susan benar-benar memperoleh servis yang memuaskan, ini penting untuk hubungan jangka panjang.
Tangan kanan saya tetap memijit pundak, sambil sekali-kali menjilat leher, sementara tangan kiri saya mulai mengelus putingnya yang sebesar kelereng, dan membuat Ibu Susan makin meronta karena geli, kemudian dia bisikan ke saya bahwa baru sekali ini dia merasakan nikmatnya permainan awal (foreplay) yang luar biasa. Kadang-kadang Ibu Susan menggigit kecil bibirku dan kedang mengulumnya dengan napsu, sambil tangan kanannya mengelus-ngelus batangku yang juga sudah mulai tegang.
Karena sudah nggak tahan dia minta saya pindah duduk berhadapan dengannya dan sambil mencium bibir dan mengelus puting jari kanan saya mulai mengelus vegynya yang ternyata mulai mengeluarkan lendir. Setelah itu Ibu Susan pindah ke pinggiran tempat tidur dan membuka pahanya lebar lebar, saya sambil jongkok dan mulai menjilat vegynya dimulai dari klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah, dan membuat Ibu Susan duduk tapi terus menggerakkan pantatnya karena geli dan napsu.
Sambil menjilat klitoris tangan saya memainkan puting susunya yang keras sambil sekali-kali meremasnya. Gerakan tubuh Ibu Susan sudah mulai tak beraturan karena disamping menahan geli juga napsu sex yang mulai meningkat.
Subscribe to:
Posts (Atom)